Hujan es terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena ini biasanya muncul saat peralihan musim.
Hujan es ditandai dengan turunnya butiran es bersamaan dengan hujan lebat, petir, dan angin kencang dalam waktu yang singkat. Lalu, apa yang menyebabkan terjadinya hujan es? Mari kita simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu Hujan Es?
Berdasarkan informasi dari BMKG, hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal, ditandai dengan jatuhnya butiran es dari awan. Hujan es dapat berlangsung hanya dalam beberapa menit.
Fenomena ini juga sering disertai dengan hujan deras dalam waktu singkat, serta kilat dan angin kencang.
Penyebab Hujan Es
Hujan es terjadi ketika kondisi atmosfer tidak stabil, yang mendorong pertumbuhan awan konvektif, seperti awan Cumulonimbus (Cb).
Awan Cumulonimbus (Cb) yang biasanya menjulang tinggi menunjukkan adanya labilitas udara yang signifikan, sehingga dapat membentuk butiran es berukuran besar di dalam awan. Inilah yang menjadi penyebab terjadinya hujan es.
Selain itu, ukuran butiran es yang besar dan kuatnya aliran udara turun dalam awan Cb, yang dikenal sebagai downdraft, dapat menyebabkan butiran es tersebut jatuh dari puncak awan hingga keluar dari awan dan menjadi hujan es.
Kecepatan downdraft yang tinggi dapat membuat butiran es tidak cepat mencair saat jatuh ke permukaan bumi, sehingga tetap dalam bentuk es saat mencapai tanah, yang dikenal sebagai fenomena hujan es.
Proses Terjadinya Hujan Es
Ketidakstabilan atmosfer dapat menyebabkan pembentukan awan konvektif jenis Cumulonimbus, yang pada gilirannya dapat memicu terjadinya hujan es.
Di dalam awan ini, butiran air akan membeku akibat suhu di puncak awan yang sangat rendah, bahkan bisa mencapai di bawah -60°C.
Seiring dengan meningkatnya proses konveksi, butiran es yang terbentuk akan semakin besar. Ketika udara tidak lagi mampu menahan berat butiran es tersebut, es akan mulai jatuh ke permukaan.
Jika suhu di permukaan cukup dingin, butiran es ini tidak akan mencair dan akan jatuh sebagai hujan es.
Tanda-tanda Hujan Es
Berikut adalah beberapa tanda terjadinya hujan es.
- Satu hari sebelumnya, udara terasa panas dan lembap pada malam hingga pagi hari akibat radiasi matahari yang kuat.
- Mulai pukul 10.00 pagi, awan Cumulus (awan putih bertumpuk) mulai terlihat.
- Kemudian, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam, yang dikenal sebagai awan Cumulonimbus (Cb).
- Anda akan merasakan adanya udara dingin di sekitar.
- Dahan atau ranting pohon akan bergoyang dengan cepat.
- Hujan deras akan datang secara tiba-tiba, sering disertai angin kencang.
Hal-hal yang Dilakukan saat Terjadi Hujan Es
Jika hujan es terjadi di daerah Anda, lakukan hal-hal berikut:
- Segera cari perlindungan di dalam bangunan yang kuat.
- Hindari aktivitas di luar ruangan.
- Jauhkan kendaraan dari tempat terbuka, seperti di bawah pohon atau area tanpa atap.
- Jika Anda sedang berkendara, segera menepi dan cari tempat yang aman untuk berlindung.
- Jangan gunakan es sebagai minuman.