spot_img
Tuesday, July 8, 2025
HomeMisteriSerba-serbi Pohon Beringin Kembar Alun-alun Kidul, Mitos Paling Terkenal di Yogyakarta

Serba-serbi Pohon Beringin Kembar Alun-alun Kidul, Mitos Paling Terkenal di Yogyakarta

-

Di tengah kesibukan Kota Yogyakarta yang semakin modern, mitos-mitos yang ada tetap terjaga hingga kini. Salah satunya adalah mitos tentang beringin kembar di Alun-alun Kidul yang selalu menarik perhatian para pengunjung.

Setelah menjelajahi area dalam kompleks kraton, jangan terburu-buru kembali ke penginapan. Arahkan langkah Anda ke selatan, dan Anda akan menemukan Plengkung Gading, gerbang menuju Alun-alun Kidul yang luas.

Baik siang maupun malam, alun-alun ini selalu ramai oleh wisatawan dan penduduk lokal. Mereka berkumpul, bercengkerama, dan menikmati waktu bersama di area tersebut. DetikTravel pun telah beberapa kali mengunjungi tempat ini.

Kedatangan mereka sering kali disertai rasa ingin tahu untuk mengungkap misteri pohon beringin kembar yang berdiri kokoh di Alun-alun Kidul. Untuk menjawab rasa penasaran tersebut, para traveler biasanya bergantian berjalan di antara dua pohon beringin kembar itu. Aktivitas ini menjadi permainan menarik yang dikenal dengan nama Masangin.

Meskipun sudah sering berkunjung, banyak traveler yang tetap bersemangat mencoba berjalan di antara kedua pohon tersebut. Tradisi Masangin ini sudah ada sejak masa kejayaan Kesultanan Yogyakarta. Awalnya, Masangin dilakukan saat tradisi topo bisu dilaksanakan setiap malam 1 suro.

Para prajurit dan abdi dalem melaksanakan tradisi ini dengan mengelilingi benteng tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dengan mengenakan pakaian adat Jawa dan berbaris rapi, mereka berjalan dari halaman keraton menuju alun-alun dan melewati dua pohon kembar tersebut.

Tradisi ini diyakini sebagai cara untuk mendapatkan berkah dan perlindungan dari serangan musuh. Dari sinilah mitos itu berkembang. Konon, jika seseorang berhasil melintasi dua pohon beringin kembar dengan mata tertutup, semua permohonan mereka akan terkabul.

Selain itu, area lapang ini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan para prajurit Keraton Yogyakarta, di mana mereka biasanya melatih konsentrasi dengan berjalan di antara pohon-pohon tersebut.

Orang-orang di Yogyakarta percaya bahwa di tengah pohon beringin tersebut terdapat jimat yang dapat mengusir bala atau musuh. Konon, jika pasukan kolonial melewati pohon itu, kekuatan mereka akan lenyap. Oleh karena itu, siapa pun yang berhasil menyeberangi beringin di alun-alun dianggap mampu menolak bala.

Bagi Anda yang ingin bersantai di Alun-alun Kidul, sebaiknya datanglah di malam hari. Selain menikmati udara malam yang sejuk, suasana di sana semakin hidup dan menyenangkan. Keramaian malam ditambah dengan gemerlap lampu berwarna merah, hijau, dan biru yang menghiasi odong-odong membuat tempat ini semakin meriah.

Terdapat sepeda tandem, mobil kayuh, dan berbagai permainan lainnya. Para pengunjung dapat menikmati permainan tersebut dengan berkeliling alun-alun hingga merasa puas, hanya dengan membayar sekitar Rp 10.000 hingga Rp 20.000.

Aroma makanan khas taman hiburan malam tercium di seluruh penjuru alun-alun, menggoda Anda untuk mencicipi wedang ronde, wedang bajigur, jagung bakar, tempura, sate, dan banyak lagi. Ketika rasa lapar datang, Anda tidak perlu jauh-jauh mencari makan malam, karena di Jl Wijilan tersedia gudeg yang lezat.

Namun, permainan Masangin tetap menjadi yang paling diminati meskipun banyak wahana lain yang ada di kawasan ini. Saat ini, Masangin menjadi permainan seru bagi para pelancong yang datang ke Alun-alun Kidul. Mereka secara bergantian mencoba menyeberangi kedua beringin kembar yang menyimpan mitos misterius tersebut.

Artikel Terkait

Terbaru