Pemilihan Paus untuk Gereja Katolik dijadwalkan pada Rabu (7/5/2025), setelah pemakaman Paus Fransiskus pada Sabtu (26/4/2025). Proses pemilihan ini akan dilakukan melalui konklaf yang melibatkan ratusan kardinal. Mengutip BBC, sidang tertutup konklaf akan diadakan di Kapel Sistina.
Berikut ini proses, peraturan, dan fakta menarik tentang jalannya konklaf berdasarkan informasi dari berbagai sumber :
Konklaf adalah proses pemilihan Paus baru oleh para kardinal di Gereja Katolik Roma, yang dilakukan secara tertutup di Kapel Sistina, Vatikan. Proses ini memiliki sejarah panjang, aturan ketat, dan makna spiritual mendalam. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang proses konklaf berdasarkan tradisi dan aturan resmi Gereja Katolik:
1. Latar Belakang dan Dasar Hukum Konklaf
Kata “konklaf” berasal dari bahasa Latin cum clave (“dengan kunci”), merujuk pada tradisi mengunci para kardinal dalam ruangan tertutup untuk menjaga kerahasiaan dan fokus selama pemilihan. Tujuannya adalah memilih Paus baru setelah Paus sebelumnya meninggal dunia atau mengundurkan diri (seperti Paus Benediktus XVI pada 2013).
Proses konklaf diatur oleh Konstitusi Apostolik Universi Dominici Gregis (1996) yang dikeluarkan oleh Paus Yohanes Paulus II, dengan amandemen oleh Paus Benediktus XVI (2007 dan 2013). Dokumen ini menetapkan prosedur, syarat kardinal pemilih, dan tata cara pemungutan suara.
Tujuan Konklaf adalah memastikan pemilihan Paus dilakukan dengan bebas, rahasia, dan dipimpin oleh Roh Kudus, tanpa pengaruh eksternal seperti politik atau tekanan duniawi.
2. Persiapan Konklaf
Konklaf dimulai setelah Sede Vacante (Kekosongan Takhta Suci), yaitu periode ketika tidak ada Paus yang menjabat. Persiapan melibatkan langkah-langkah berikut:
-
Masa Transisi:
-
Ketika Paus meninggal, Camerlengo (kardinal yang mengelola urusan administratif Vatikan) mengonfirmasi kematian dengan ritual tradisional, termasuk memanggil nama baptis Paus tiga kali dan memeriksa denyut nadi.
-
Jika Paus mengundurkan diri, pengunduran diri harus diterima oleh Dewan Kardinal, meskipun jarang terjadi (contoh: Paus Benediktus XVI).
-
Dewan Kardinal mengelola urusan Gereja selama Sede Vacante tetapi tidak memiliki kuasa penuh seperti Paus.
-
-
Penentuan Waktu Konklaf:
-
Konklaf biasanya dimulai 15-20 hari setelah Sede Vacante untuk memberi waktu bagi kardinal dari seluruh dunia untuk berkumpul di Vatikan.
-
Paus Benediktus XVI mengizinkan fleksibilitas agar konklaf bisa dimulai lebih cepat jika semua kardinal pemilih sudah hadir.
-
-
Persiapan Fisik:
-
Kapel Sistina disiapkan sebagai tempat pemungutan suara, dilengkapi dengan meja, kursi, dan tungku untuk membakar surat suara.
-
Domus Sanctae Marthae (rumah tamu Vatikan) disediakan sebagai tempat tinggal para kardinal selama konklaf.
-
Pemeriksaan keamanan dilakukan untuk mencegah penyadapan atau kebocoran informasi. Kapel Sistina dan area terkait dijaga ketat, dan semua perangkat komunikasi dilarang.
-
3. Peserta Konklaf
-
Kardinal Pemilih:
-
Hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun pada saat Sede Vacante yang berhak memilih. Batas usia ini ditetapkan oleh Paus Paulus VI pada 1970.
-
Jumlah maksimum kardinal pemilih adalah 120, meskipun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada komposisi Kolegium Kardinal saat itu.
-
Pada konklaf 2013 (pemilihan Paus Fransiskus), ada 115 kardinal pemilih.
-
-
Peserta Lain:
-
Beberapa pejabat Gereja, seperti Camerlengo, Sekretaris Kolegium Kardinal, dan Master of Papal Liturgical Celebrations, hadir untuk membantu.
-
Staf pendukung (dokter, juru masak, pembersih) juga diperbolehkan, tetapi mereka harus bersumpah menjaga kerahasiaan.
-
-
Kandidat Paus:
-
Secara teori, setiap laki-laki Katolik yang dibaptis bisa dipilih sebagai Paus, tetapi dalam praktik modern, Paus selalu dipilih dari antara kardinal.
-
Kardinal pemilih juga bisa menjadi kandidat (papabile), meskipun mereka dilarang berkampanye atau mencalonkan diri secara terbuka.
-
4. Prosedur Pemungutan Suara
Proses pemilihan dilakukan di Kapel Sistina dengan aturan ketat untuk menjaga kerahasiaan dan integritas. Berikut tahapannya:
-
Upacara Pembukaan:
-
Konklaf diawali dengan Misa Pro Eligendo Romano Pontifice di Basilika Santo Petrus untuk memohon bimbingan Roh Kudus.
-
Para kardinal bersumpah di Kapel Sistina untuk menjaga kerahasiaan dan memilih Paus demi kepentingan Gereja. Sumpah ini diucapkan dalam bahasa Latin.
-
Setelah sumpVII Extra omnes (“keluar semua”) diucapkan oleh Master of Ceremonies, menginstruksikan semua yang bukan kardinal pemilih untuk meninggalkan Kapel Sistina.
-
-
Pemungutan Suara:
-
Pemungutan suara dilakukan secara rahasia dengan surat suara kertas. Setiap kardinal menulis nama kandidat pilihannya, menyamarkannya dengan tulisan tangan agar tidak dikenali.
-
Surat suara dikumpulkan dan dihitung oleh tiga kardinal scrutineers (penghitung suara), dibantu oleh tiga kardinal infirmarii (untuk mengambil suara dari kardinal yang sakit) dan tiga kardinal revisors (pemeriksa hasil).
-
Untuk terpilih, kandidat harus mendapat dua pertiga suara dari total kardinal pemilih. Jika tidak ada yang mencapai mayoritas ini, voting diulang.
-
-
Jadwal Voting:
-
Hari pertama: Satu putaran voting (opsional).
-
Hari berikutnya: Dua putaran voting pagi dan dua putaran sore, dengan jeda untuk diskusi.
-
Jika setelah 34 putaran (ata arges:
-
Maksimum Putaran Voting: Hingga 34 putaran, dengan kemungkinan putaran tambahan jika tidak ada kandidat yang mencapai dua pertiga mayoritas.
-
-
Pembakaran Surat Suara:
-
Setelah setiap putaran, surat suara dibakar di tungku Kapel Sistina.
-
Asap hitam (dengan bahan kimia) menandakan belum ada Paus terpilih, sedangkan asap putih menandakan Paus baru telah dipilih.
-
-
Penerimaan Jabatan:
-
Kandidat yang terpilih dibawa ke “Ruang Air Mata” (Camera Lacrimatoria) dan ditanya oleh Camerlengo: “Apakah Anda menerima pemilihan kanonik Anda sebagai Pontifex Maximus?”
-
Jika menolak, voting dilanjutkan. Jika menerima, ia memilih nama kepausannya (misalnya, Paus Fransiskus memilih nama “Fransiskus” pada 2013).
-
Paus baru mengenakan jubah kepausan dan muncul di balkon Basilika Santo Petrus untuk memberikan berkat pertama (Urbi et Orbi).
-
5. Pengumuman dan Tradisi
-
Pengumuman Publik:
-
Setelah asap putih muncul, Kardinal Protodeacon mengumumkan dari balkon Santo Petrus: Annuntio vobis gaudium magnum; habemus Papam! (“Saya mengumumkan kabar gembira; kita punya Paus!”), diikuti nama dan nama kepausan Paus baru.
-
Paus memberikan berkat pertama kepada kota dan dunia (Urbi et Orbi).
-
-
Kerahasiaan:
-
Semua peserta konklaf bersumpah menjaga kerahasiaan seumur hidup. Pelanggaran bisa mengakibatkan ekskomunikasi.
-
Surat suara dibakar untuk mencegah analisis forensik, meskipun beberapa kardinal secara anonim membagikan wawasan umum tanpa detail spesifik.
-
-
Durasi:
-
Konklaf bervariasi dalam durasi. Konklaf 2013 (Paus Fransiskus) berlangsung dua hari dengan lima putaran. Konklaf terpanjang dalam sejarah modern adalah 1922 (Paus Pius XI), berlangsung 14 putaran selama lima hari.
-
Jika setelah 34 putaran belum ada hasil, aturan lama memungkinkan perubahan format (misalnya, hanya dua kandidat teratas yang dipilih), tetapi Paus Benediktus XVI menghapus opsi ini, tetap mempertahankan dua pertiga mayoritas.
-
6. Tradisi dan Simbolisme Konklaf
-
Kapel Sistina, tempat konklaf dipilih karena keindahan spiritual dan artistiknya, dengan lukisan dinding Michelangelo (Penciptaan Adam dan Penghakiman Terakhir) mengingatkan kardinal akan tanggung jawab ilahi mereka.
-
Tradisi asap hitam dan putih berasal dari abad ke-19, menggantikan lonceng atau pengumuman langsung untuk menjangkau publik di Piazza San Pietro.
-
Setelah terpilih, Paus menerima Cincin Nelayan (Anulus Piscatoris), simbol otoritas kepausan, yang dihancurkan setelah Paus meninggal atau mengundurkan diri untuk mencegah pemalsuan dokumen.
-
Gereja percaya bahwa Roh Kudus membimbing konklaf, meskipun faktor manusiawi seperti politik, budaya, dan aliansi regional juga berperan, sebagaimana dicatat oleh sejarawan Gereja.
7. Tantangan dan Kritik Modern
-
Meskipun tertutup, spekulasi media dan lobi tidak langsung (misalnya, diskusi sebelum konklaf) dapat memengaruhi kardinal. Misalnya, pada 2013, banyak kardinal dari Amerika Latin mendorong Paus non-Eropa, yang mengarah pada pemilihan Kardinal Jorge Bergoglio (Paus Fransiskus) dari Argentina.
-
Vatikan menggunakan teknologi anti-penyadapan dan pemeriksaan fisik untuk mencegah kebocoran. Namun, tantangan modern termasuk keamanan siber dan tekanan media sosial, yang dapat memperumit narasi publik selama konklaf.
-
Durasi dan Efisiensi Konklaf yang terlalu lama dapat memicu persepsi ketidakstabilan Gereja, sementara konklaf yang terlalu cepat mungkin dianggap kurang reflektif. Keseimbangan ini menjadi tantangan bagi kardinal.
Kesimpulannya, konklaf adalah perpaduan unik antara tradisi kuno, spiritualitas mendalam, dan dinamika manusiawi yang kompleks. Proses ini tidak hanya menentukan pemimpin spiritual bagi miliaran umat Katolik, tetapi juga mencerminkan tantangan dan harapan Gereja dalam menjawab kebutuhan dunia modern. Dengan aturan ketat, simbolisme kaya, dan dampak global, konklaf tetap menjadi salah satu proses pemilihan paling menarik dan rahasia di dunia, menyeimbangkan iman, politik, dan tanggung jawab sejarah dalam Kapel Sistina yang suci.